Fuad Syarif Hidayatullah

Kekasih Gelapku

Sabtu, 31 Januari 2015 | 0 komentar

Kumencintaimu lebih dari apapun
Meskipun tiada satu orang pun yang tau
Kumencintaimu sedalam-dalam hatiku
Meskipun engkau hanya “kekasih gelapku”
(By: Ungu)

Ups, bukan “kekasih gelap” itu maksudnya.. hehehe

Jodoh memang rahasia Allah SWT, makanya aku bilang dia kini adalah “kekasih gelap” karena  kita belum tau siapa yang akan menjadi pendamping kita untuk menemani sisa hidup kita di dunia ini bahkan sampai akhirat nanti. Banyak orang tua yang mengatakan “jangan sampai salah memilih jodoh, jodoh itu akan menentukan seperti apa kehidupan kita nantinya”. Kalo dipikir-dipikir bener juga yaa apa yang dikatakan orang tua kita. Mungkin diantara kita punya banyak cerita mengenai misteri jodoh. Ada yang sudah dekat bertahun-bertahun, eh tapi malahan menikahnya dengan orang lain. Ada yang sudah sangat yakin bahwa dialah orang terakhir dalam hidup kita, eh ternyata tidak direstui oleh orang tua. Ada yang baru saja berkenalan, tanpa membuang waktu lama langsung siap menikah. Bahkan ada yang sudah bertunangan dan berencana menikah, namun karena suatu hal dan lainnya akhirnya kandas dan ternyata menikah dengan orang yang berbeda.

Emm.. Jadi inget perkatan Ran Mouri dalam serial Detective Conan, dia pernah mengatakan “aku sudah menunggunya selama 10 tahun, jadi tidak masalah bagiku jika aku harus menunggu Shinichi 10 tahun berikutnya”. Yahh.. Mungkin inilah misteri jodoh.

Namun, bukan berarti jodoh itu rahasia Allah lantas kita hanya tidur-tiduran atau ongkang-ongkang kaki menunggu jodoh kita datang dari langit. Rasanya tidak ada cerita yang seperti itu. Mustahil.. Manusia diperintahkan untuk berusaha sebaik mungkin, untuk terus mencari dan menemukan yang terbaik. Apa iya jodoh akan datang dengan sendirinya? Dengan berdo’a seharian langsung datang, gitu? Bagi saya jodoh itu layaknya seperti rezeki harus dicari, ditemukan, dikejar, diperjuangkan, dan sesudah itu dijaga. Ingat kata terakhir: sesudah itu dijaga. Nah berarti, kalau ada pasangan yang berpisah, berarti bukan jodohnya. Karena masing-masing tidak menjaga jodohnya sampai maut memisahkan. Ada banyak orang yang mengatakan, “yah nanti juga ketemu lah sama jodoh kita kalo emang sudah waktunya bertemu”. Iya memang tidak ada salahnya juga berpandangan seperti itu. Tapi yang salah adalah ketika orang yang mengatakannya hanya berhenti sampe di situ aja, tanpa ada tindak lanjutnya..

Karena, bagiku tidak sesederhana itu. Segala sesuatunya itu harus dipersiapkan. Kita mau makan saja harus menyiapkan sendok, piring, dan garpu. Apalagi menikah, suatu hal yang sangat esensial untuk kehidupan kita kedepannya. Jadi sebagai tindak lanjut dari perkataan itu tadi adalah seharusnya kita mempersiapkan diri dari sekarang untuk menjadi pribadi yang siap bertemu dengan jodohnya. Jodoh yang selama ini kita idam-idamkan dan kita minta kepada Maha Pencipta. Terus muncul pertanyaan “bentuk kesiapannya itu seperti apa?” Iya bersiap-siap lah untuk memantaskan diri ini untuk siap bertemu dengan jodoh yang kita selalu minta kepada Allah SWT. Nah kan pasti kita kalo minta jodoh, yang sempurna tuh. Minta jodoh yang luar biasa lah pokoknya. Jodoh yang bener-bener sesuai keinginan lah. Misalnya bagi seorang pria, hampir sebagaian besar pria di dunia ini pasti menginginkan seorang wanita yang bisa menjaga diri, seiya sekata dan seperbuatan, dan yang paling penting memiliki iman dan taqwa yang baik, juga shalihah. Tapi yang ga malu-maluin juga sih kalo dibawa kantor, hehehe

Nah, kalo kita mengingingkan wanita yang seperti itu maka pantaskanlah diri kita untuk bisa menjadi pendamping wanita yang seperti itu. Bersiaplah untuk dipilih menjadi pendamping wanita yang seperti itu. Ingat rumus yang dulu: “segala sesuatu yang baik akan bertemu dengan yang baik pula”.

Terus caranya seperti apa? Kita akan menemukan jodoh kita seperti apa adanya pribadi kita. Kualitas pribadi kita akan sangat menentukan jodoh kita nantinya. Untuk itu teruslah berusaha memperbaiki kualitas diri kita tanpa henti dan tanpa lelah. Keyakinan itu lah yang perlu kita tanamkan pada diri kita. Dalam bahasa firman-Nya:

“Wanita yang baik, untuk laki-laki yang baik, begitu juga sebaliknya laki-laki yang baik untuk wanita yang baik” (QS: An-nur:26)

Bila sudah tau akan hal ini untuk apa kita ragu lagi, bila memang belum bertemu dengan jodoh kita, persiapkanlah diri ini untuk selalu menjadi pribadi yang baik. Nah untuk itu marilah bertanya pada diri kita masing-masing, apakah ia kita selama ini sudah menjadi laki-laki atau wanita yang baik? Yang tau hanya diri kita. Bila kita sudah merasa baik, disitulah titik bahwa kita ternyata belum baik. Karena tidak pernah ada manusia yang pernah merasa sudah baik. Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Karena memperbaiki kualitas diri adalah suatu proses yang tidak pernah usai. Untuk itu selalu pantaskanlah diri ini untuk siap bertemu dengan jodoh yang selama ini idam-idamkan.

Jadi pada intinya, jodoh kita itu akan linear seperti apa diri kita. Artinya jodoh kita itu layaknya cermin bagi pribadi kita. Dimana saat kita bercermin yang tampak adalah apa adanya kita, bukan orang lain. Cermin itu bersih dan cermin itu tidak akan pernah keliru menampilkan yang bukan ditampakkan. Begitu juga dengan kita bila kita sudah berusaha menjadi baik, pasti akan dipertemukan dengan yang baik pula. Maha Pencipta pun seperti itu, tidak akan pernah keliru menyiapkan jodoh yang terbaik untuk kita selama kita berusaha untuk menjadi pribadi yang baik dan terus meminta yang terbaik. Oleh karena itu, ketika orang yang kita nantikan itu kini belum hadir bersama kita, juteru inilah kesmpatan yang Allah berikan kepada kita untuk terus memperbaiki diri dan mempersiapkannya. Jangan khawatir!! Kita akan menemukannya seperti apa adanya kita. Kualitas pribadi kita akan sangat menentukan masa depan kita nantinya. Wallahu a'lam


UNIRES Yogyakarta
Ahad, 01 Februari 2015
Continue Reading

Proposal Nikah.. Ups!!!

Kamis, 22 Januari 2015 | 2komentar

Latar Belakang

Ibunda dan Ayahandaku tersayang, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmat-Nya kepada kita.

Ibunda dan Ayahanda sebagai hamba Allah, anakmu ini telah diberi berbagai nikmat. Diantaranya adalah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis. Fitrah merupakan pemberian Allah yang telah melekat secara inheren dengan kehidupan manusia itu sendiri. Hanyalah kehancuran yang didapatkan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah itu. Sungguh, kebutuhan ini wajar bagi manusia normal, selain untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.

Ibunda dan Ayahandaku, melihat kehidupan remaja dewasa itu sungguh amat memprihatinkan. Mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk sih, lagian saya masih ngumpulin barang dulu," begitu kata sebagian dari mereka. Padahal, kurang apa sih mereka. Wallahua'lam, mudah-mudahan saja mereka bisa bertahan untuk tidak berbuat maksiat.

Ibunda dan Ayahandaku tersayang, bercerita tentang pergaulan remaja umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk ditorehkan. Setiap saya menulis peristiwa remaja, pada saat yang sama, terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita.

Ibunda dan Ayahanda, inilah antara lain yang melatarbelakangi anakmu ini untuk segera menikah.

Dasar Pemikiran

"Dan nikahkanlah orang-orang bujangan di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An-Nur: 32)

"Dan segala sesuatu kami jadikan berjodoh-jodohan, agar sekalian kamu berpikir." (QS. Adz-Dzariyat: 49)

Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT.

Dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW :
"Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separuh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separuh lainnya." (Al-Hadits)

Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah

Rasulullah SAW bersabda:
"Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku!" (Al-Hadits)

"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah :
a. Pejuang di jalan Allah.
b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya.
c. Pemuda yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
(Al-Hadits)

"Hai golongan pemuda! Bila di antara kamu ada yang mampu menikah hendaklah ia nikah, karena nanti mata akan lebih terjaga dan kemaluan akan lebih terpelihara." (Al-Hadits)

Tujuan Pernikahan:
1.Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2.Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
3.Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
4.Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).

Kesiapan Pribadi:
1.Kondisi Qalb yang sudah mantap (setelah istikharah).
2.Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
3.Secara materi, siap (InsyaAllah)

Akibat-akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan:
1.Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free-sex.
2.Tertunda lahirnya generasi penerus risalah Islam.
3.Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
4.Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan terpenuhi.

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini:
• Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang : Ir, DR, SE, SH, dsb.
• Pesta pernikahan mestilah yang wah.., karena merupakan prestise tersendiri, bukan diselenggarakan dengan penuh ketawadhu’an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
• Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
• Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan Rasul-Nya. Bukan dicampuri dengan harapan ridha dari manusia (sanjungan, tidak enak, apa kata orang).
• Yakinlah!! Bila Allah ridha terhadap apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Memperbaiki Niat

Innamal a'malu binniyat.. Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.

Niat Ketika Memilih Pendamping

Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya." (HR. Thabrani)

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta/tahtanya mungkin saja harta/tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah)

Nabi SAW bersabda: "Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya)." (Al-Hadits)

Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda: "Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Niat dalam Proses Pernikahan

Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan." (QS. An Nisaa: 4)

Rasulullah SAW bersabda: "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al-Hakim, Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih)

Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad)

Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.

Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah; misalnya: adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a: Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis).

Meraih Pernikahan Ruhani

Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.

Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA.

Penutup

"Hai orang-orang beriman!! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al Maidaah: 87)

"Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (QS. Ash-Sharh: 5-6)

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira..."

Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan..
Aamiin



Yogyakarta
Kamis, 22 Januari 2015
Continue Reading
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Cahaya diatas Cahaya - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger