Fuad Syarif Hidayatullah
Home » » Sate Ba'da Maghrib

Sate Ba'da Maghrib

Jumat, 16 Mei 2014 | 1komentar

Kisah nyata : Pengalaman di hari Senin, tanggal 12 Mei 2014

"abi abi, kayaknya kita udah lama gak maem sate ya abi?"

Sore itu, aku dan seorang temanku berencana untuk main (silaturahmi) ke rumah seorang ustadz yang aku sendiri sangat mengagumi beliau. Selain karena adanya suatu keperluan untuk bimbingan TA (tugas akhir) dengan beliau, kami berdua memilih waktu sore juga karena biar sekalian ngabuburit, siapa tau ntar disana dapat rizki makan ifthar dengan menu special, hanya dengan kata kunci "afwan ustadz, ana shoim..", hehehehe

Setelah kami mencari rumah beliau yang berada di sekitar Kauman Jogja, kami berdua-pun sampai di kediaman beliau dengan selamat (alhamdulillah) sekitar pukul 17.20 menjelang maghrib.

Setelah menghentikan motor kami di depan rumah beliau, kami sempat agak ragu atau kurang enak untuk mengetuk pintu karena samar-samar kami mendengar gelak tawa anak-anak beliau yang sedang bercengkrama bersama keluarga dari luar, sampai terucap dari bibir kami "ahh, agak gak enak juga yah mau bertamau jadi ganggu mereka yang lagi asyik kayak gitu..".

Tapi akhirnya, kami-pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu..
tok tok tok,,, "assalamu'alaikum..", "wa'alaikumussalam..." dijawab oleh suara anak-anak kecil yang sangat menggemaskan. hee
Ternyata yang keluar membukakan pintu dan menyambut tamu yang datang ke rumah memang selalu anak-anak beliau, dan aku langsung teringat perkataan beliau ketika sedang memberi nasihat. Beliau mengatakan bahwa "sebuah kesalahan orang tua dalam mendidik anaknya adalah ketika ada tamu datang ke rumah sedangkan anak-anak sedang bermain, lalu orang tuanya menyuruh si anak untuk masuk, ini akan menimbulkan rasa kurang percaya diri pada anak-anak mereka".

"de, abinya ada di rumah gak?" tanyaku pada meraka, "ada.. tapi lagi istirahat, tadi siang barusan pulang dari Bandung", begitu jawabnya seorang anak yang masih duduk di bangku TK bernama Lukman. Sungguh halus anak ini, bahkan anak-anak beliau memang gampang sekali akrab dengan orang yang baru meraka kenal, karena baru saja akau usap rambutnya, dia langsung pagangin tanganku terus. hee

Kemudian seorang nenek-pun keluar menemui kami yang masih duduk di bangku luar sambil becanda bersama anak-anak yang menggamaskan seperti mereka.
"ada perlu sama ustadz Ridwan ya mas? tadi lagi di kamar mandi" kata nenek tersebut, "oh ya sudah, kami tunggu dulu sambil ke masjid sebelah, sudah adzan juga nek.." jawabku.

Lalu kami pamit untuk ke masjid terdekat, tapi sebelum kami berangakat, ternyata anak-anak ini ingin ikut kami ke masjid bersama kami (biaasanya mereka berangakat sama abinya). Tapi dengan perkenalan kami yang baru sebentar tadi aja mereka udah sangat akrab dengan kami. dan kami-pun berangkat ke masjid bersama.
*****

Setalah shalat, ustadz yang akan kami temui tadi naik mimbar untuk mengisi kultum (sudah menjadi kebiasan di masjid itu). Kami mendengarkan sambil si anak ini tidur-tiduran di pangkuanku kayak orang yang gak baru kenal..

"assalamu'alaikum, 'afwan waktu antum ke rumah tadi ana lagi di belakang..", kata beliau setelah selesai kultum dan kami dalam perjalanan ke rumah beliau dengan berjalan kaki (karena jarak masjid dan rumah beliau cukup dekat). "gak papa ustadz.." jawab kami. Kami ngobrol-ngobrol ringan sambil menuju rumah beliau.

"abi abi, kayaknya kita udah lama gak maem sate ya abi?" , itulah celotehan yang aku dengar dari bibir mungil seorang anak kecil bernama Lukman. Dengan polosnya ia mengutarakan keiinginannya kepada abinya. Yang ada di benakku saat itu adalah seorang anak yang masih duduk di banku SD minta sesuatu sama abunyi hanya dengan seperti itu, gak langsung mengatakan "abi, ayo beli sate". Ahh, lagi-lagi aku dibuatnya kagum dengan tingkah mereka. Melihat keluarga beliau aku jadi iri aja. hee

"kelak aku ingin punya anak seperti anak-anak beliau.."

Terkadang kita melihat orang tua yang kurang memperhatikan atau mungkin salah dalam menerapkan suatu metode dalam mendidik anaknya. Ini menjadi sebuah contoh bagaimana cara mendidik anak yang baik agak anak kita juga menjadi baik. Semoga ini bisa menjadi pelajaran dan renungan bagi siapa saja yang sudah atau akan menjadi orang tua yang mendambakan untuk mempunyai anak yang Shalih dan Shalihah.

SEKIAN...

Share this article :

1 komentar:

  1. The Lucky Club Casino Site Review & Welcome Bonus
    The Lucky Club Casino is a Malta-based online casino with a number of different There are many new players on the gambling 카지노사이트luckclub platform, Casino: Play at the Lucky Club Casino.me! Rating: 7/10 · ‎Review by Lucky Club Casino

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Cahaya diatas Cahaya - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger