Jamaah
Jum’at rahimani wa rahimakumullah...
Bersyukur kepada Allah
adalah hal yang harus selalu kita lakukan karena dengan bersyukur kepada-Nya
tersebut akan menambah nikmat-Nya kepada kita sekalian, serta
shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw yang telah memperjuangkan agama islam ini sehingga kita dapat
merasakan manisnya iman dan islam hingga saat sekarang ini.
kemudian saya selaku khatib tidak bosan-bosannya untuk selalu menyerukan kepada diri saya pribadi dan kepada jamaah sekalian untuk selalu menjaga dan terus meningkatkan ketaqwan kita kepada Allah swt, karena dengan taqwa inilah kita nantinya akan mendaptkan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat kelak.
Jamaah
Jum’at yang kami hormati…
Tidak ada seorang manusiapun di muka bumi ini yang dapat
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kita adalah mahluk sosial yang pasti membutuhkan lingkungan
dan pergaulan. Di dalam pergaulan tersebut, tentu kita akan memiliki teman, baik itu di sekolah, di tempat kerja ataupun di lingkungan tempat tinggal kita. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teman merupakan elemen yang sangat penting dan sangat berpengaruh bagi
kehidupan kita sebagai
manusia.
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, yang
sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab di dalam pergaulan sehari-hari. Sebab betapa besar dampak yang akan menimpa seseorang
akibat bergaul dengan teman-teman yang buruk, dan begitu pula sebaliknya betapa besar manfaat yang dapat dipetik oleh
seseorang yang bergaul dengan teman yang baik.
Banyak di antara manusia yang terjerumus ke dalam lubang
kemaksiatan dan kesesatan dikarenakan bergaul dengan teman-teman yang buruk,
dan banyak pula di antara manusia yang mereka mendapatkan hidayah disebabkan
bergaul dengan teman-teman yang baik.
Di dalam sebuah hadits Rasullullah saw menyebutkan tentang dua sisi
peranan dan dampak seorang teman bagi kita:
مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيْسِ السُّوْءِ كَمَثَلِ
حَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الكِيْرِ، فَحَامِلِ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيْكَ
أَوْ تُبْتَاعَ مِنْهُ أَوْ تَجِدُ رَائِحَةً طَيِّبَةً وَنَافِخُ الكِيْرِ إِمَّا
أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رَائِحَةً خَبِيْثَةً.
“Perumpamaan
seorang teman yang baik dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak
wangi dan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi
tidak melewatkan kamu, baik engkau akan membelinya atau engkau tidak
membelinya, engkau pasti akan mendapatkan baunya yang wangi, sementara pandai besi ia akan membakar bujumu atau
engkau akan mendapatkan baunya yang tidak enak.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Berdasarkan hadits
tersebut dapat diambil faidah penting, bahwasanya bergaul dengan teman yang baik mempunyai dua kemungkinan, yaitu:
Kita akan menjadi baik atau kita akan memperoleh kebaikan yang dilakukan
teman kita.
Sedang
bergaul dengan teman yang buruk juga mempunyai dua kemungkinan, yaitu:
Kita akan
menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekan yang dilakukan teman
kita tersebut.
Ikhwani
fillah rahimani wa rahimakumullah…
Rasulullah saw telah menjadikan
seorang teman sebagai barometer terhadap baik atau buruknya agama seseorang,
oleh sebab itu Rasulullah saw memerintahkan kepada kita agar pandai-pandai
dalam memilih dengan siapa kita berteman.
Dalam
sebuah hadits, Rasulullah saw pernah bersabda:
اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ
يُخَالِلُ.
“Seseorang
berada di atas agama temannya, maka hendaknya seseorang di antara kamu melihat
kepada siapa dia bergaul.”
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim dengan Sanad yang
saling menguatkan satu dengan yang lain).
Dan dalam
sebuah syair disebutkan:
عَنِ الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ، فَكُلُّ
قَرِيْنٍ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِيْ.
”Jangan
tanya tentang seseorang, tapi tanyalah tentang temannya, sebab orang pasti akan
mengikuti kelakukan temannya.”
Demikianlah,
karena memang fitrah manusia cenderung ingin selalu sama dan meniru tingkah laku dan keadaan teman seperagulannya.
Para Salafusshalih
sering menyampaikan kaidah bahwa:
اَلْقُلُوْبُ ضَعِيْفَةٌ وَالشُّبَهُ خَطَّافَةٌ.
“Hati
itu lemah, sedang syubhat kencang menyambar.”
Sehingga pengaruh kejelekan
akan lebih mudah mempengaruhi kita dikarenakan lemahnya hati kita.
Jamaah
Jum’at sekalian…
Merupakan sikap yang diajarkan
oleh Rasulullah saw adalah menjauhi para pengikut hawa nafsu (ahlul hawa’)
dan orang-orang fasik yang ia terang-terangan dalam menampakkan kefasikannya,
ini merupakan salah satu tindakan preventif terhadap bahaya lingkungan
pergaulan dan agar umat terhindar dari pengaruh kemaksiatan tersebut.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia…
Seorang teman memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita, oleh kerenanya janganlah ia
menyebabkan kita menyesal pada hari kiamat nanti dikarenakan pengaruhnya
tersebut sehingga kita tergelincir dari jalan yang benar, dan terjerumus ke dalam
kemaksiatan.
Renungkanlah
baik-baik firman Allah berikut ini:
“Dan
ingatlah hari ketika orang-orang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata:
Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besar
bagiku! Kiranya dulu aku tidak mengambil si fulan sebagai teman akrabku.
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran sesudah Al-Quran itu
datang kepadaku. Dan adalah syetan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29)
Lihatlah, bagaimana Allah
menggambarkan seseorang yang telah menjadikan orang-orang fasik dan pelaku
maksiat sebagai teman-temanya ketika di dunia sehingga di akhirat menyebabkan
penyesalan yang sudah tidak berguna lagi baginya, karena di akhirat adalah hari
hisab bukan hari untuk beramal, sedang di dunia adalah hari beramal sebelum
nantinya kita akan dihisab.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua:
Jamaah
Jum’at rahimani wa rahimakumullah...
Pada khutbah yang kedua
ini saya ingatkan pula kepada para orang tua hendaklah mereka memperhatikan
lingkungan dan pergaulan anak-anaknya sebab setiap kita adalah pemimpin dan
setiap pemimpin nantinya akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang kita
pimpin tersebut, sedangkan orang tua itu merupakan pemimpin terhadap istri dan
anak-anaknya.
Ingatlah bagaimana wasiat
agung Lukman Al-Hakim di dalam surat Luqman ayat 13-19 ketika mewasiatkan
kepada anaknya, di antaranya agar mengikuti dan menempuh jalan orang-orang yang
kembali kepada Allah. Merekalah
para Nabi, syuhada dan shalihin, merekalah uswah dan
qudwah dalam segenap aspek kehidupan kita.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia...
Jadikanlah orang-orang
shalih yang bermanhaj dan beraqidah yang lurus sebagai teman akrab kita,
merekalah sebaik-baik teman dan sebaik-baik sahabat, adapun selain itu adalah
persahabatan yang semu. Maha benar Allah yang menyebutkan dalam kitab-Nya:
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا
الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman
akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali
orang-orang yang bertaqwa.”
(Az-Zukhruf: 67).
Jamaah
Jum’at yang berbahagia...
Saya akan menutup khutbah ini dengan apa yang dinasehatkan oleh seorang yang bijak tentang hakekat seorang teman:
“Saudaraku, Teman
sejatimu adalah yang selalu mendorongmu untuk berbuat kebajikan dan mencegahmu
dari berbuat kejelekan walaupun engkau jauh dan engkau tidak bergaul dengannya, dan musuh sejatimu adalah yang mendorongmu berbuat
kejelekan dan tidak mencegahmu dari berbuat dosa walaupun ia dekat denganmu dan
engkau selalu bergaul dengannya.”
Semoga Allah selalu
memberikan taufik kepada kita dan menyelamatkan kita dari kejelekan lingkungan
dan pergaulan serta menganugerahkan kepada kita lingkungan dan pergaulan yang
mendorong kita untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Amin ya Rabbal ‘alamin...
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ,اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ,وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ
سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ ,وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا ,رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ
حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ,أَقِمِ الصَّلاَةَ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar