Fuad Syarif Hidayatullah
Home » » Dua Sisi Dampak dan Peranan Teman Bagi Seseorang (Khutbah Jum'at)

Dua Sisi Dampak dan Peranan Teman Bagi Seseorang (Khutbah Jum'at)

Rabu, 06 November 2013 | 0 komentar

Oleh: Fuad Syarif Hidayatullah

Jamaah Jum’at rahimani wa rahimakumullah...
Bersyukur kepada Allah adalah hal yang harus selalu kita lakukan karena dengan bersyukur kepada-Nya tersebut akan menambah nikmat-Nya kepada kita sekalian, serta shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw yang telah memperjuangkan agama islam ini sehingga kita dapat merasakan manisnya iman dan islam hingga saat sekarang ini.

kemudian saya selaku khatib tidak bosan-bosannya untuk selalu menyerukan kepada diri saya pribadi dan kepada jamaah sekalian untuk selalu menjaga dan terus meningkatkan ketaqwan kita kepada Allah swt, karena dengan taqwa inilah kita nantinya akan mendaptkan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat kelak.
Jamaah Jum’at yang kami hormati…
Tidak ada seorang manusiapun di muka bumi ini yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kita adalah mahluk sosial yang pasti membutuhkan lingkungan dan pergaulan. Di dalam pergaulan tersebut, tentu kita akan memiliki teman, baik itu di sekolah, di tempat kerja ataupun di lingkungan tempat tinggal kita. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teman merupakan elemen yang sangat penting dan sangat berpengaruh bagi kehidupan kita sebagai manusia.
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab di dalam pergaulan sehari-hari. Sebab betapa besar dampak yang akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang buruk, dan begitu pula sebaliknya betapa besar manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang bergaul dengan teman yang baik.
Banyak di antara manusia yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan dikarenakan bergaul dengan teman-teman yang buruk, dan banyak pula di antara manusia yang mereka mendapatkan hidayah disebabkan bergaul dengan teman-teman yang baik.
Di dalam sebuah hadits Rasullullah saw menyebutkan tentang dua sisi peranan dan dampak seorang teman bagi kita:
مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيْسِ السُّوْءِ كَمَثَلِ حَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الكِيْرِ، فَحَامِلِ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيْكَ أَوْ تُبْتَاعَ مِنْهُ أَوْ تَجِدُ رَائِحَةً طَيِّبَةً وَنَافِخُ الكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رَائِحَةً خَبِيْثَةً.
“Perumpamaan seorang teman yang baik dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi tidak melewatkan kamu, baik engkau akan membelinya atau engkau tidak membelinya, engkau pasti akan mendapatkan baunya yang wangi, sementara pandai besi ia akan membakar bujumu atau engkau akan mendapatkan baunya yang tidak enak.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Berdasarkan hadits tersebut dapat diambil faidah penting, bahwasanya bergaul dengan teman yang baik mempunyai dua kemungkinan, yaitu:
Kita akan menjadi baik atau kita akan memperoleh kebaikan yang dilakukan teman kita.
Sedang bergaul dengan teman yang buruk juga mempunyai dua kemungkinan, yaitu:
Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekan yang dilakukan teman kita tersebut.
Ikhwani fillah rahimani wa rahimakumullah…
Rasulullah saw telah menjadikan seorang teman sebagai barometer terhadap baik atau buruknya agama seseorang, oleh sebab itu Rasulullah saw memerintahkan kepada kita agar pandai-pandai dalam memilih dengan siapa kita berteman.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw pernah bersabda:
اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
“Seseorang berada di atas agama temannya, maka hendaknya seseorang di antara kamu melihat kepada siapa dia bergaul.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim dengan Sanad yang saling menguatkan satu dengan yang lain).
Dan dalam sebuah syair disebutkan:
عَنِ الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ، فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِيْ.
”Jangan tanya tentang seseorang, tapi tanyalah tentang temannya, sebab orang pasti akan mengikuti kelakukan temannya.”
Demikianlah, karena memang fitrah manusia cenderung ingin selalu sama dan meniru tingkah laku dan keadaan teman seperagulannya.
Para Salafusshalih sering menyampaikan kaidah bahwa:
اَلْقُلُوْبُ ضَعِيْفَةٌ وَالشُّبَهُ خَطَّافَةٌ.
“Hati itu lemah, sedang syubhat kencang menyambar.”
Sehingga pengaruh kejelekan akan lebih mudah mempengaruhi kita dikarenakan lemahnya hati kita.
Jamaah Jum’at sekalian…
Merupakan sikap yang diajarkan oleh Rasulullah saw adalah menjauhi para pengikut hawa nafsu (ahlul hawa’) dan orang-orang fasik yang ia terang-terangan dalam menampakkan kefasikannya, ini merupakan salah satu tindakan preventif terhadap bahaya lingkungan pergaulan dan agar umat terhindar dari pengaruh kemaksiatan tersebut.
Jamaah Jum’at yang berbahagia…
Seorang teman memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita, oleh kerenanya janganlah ia menyebabkan kita menyesal pada hari kiamat nanti dikarenakan pengaruhnya tersebut sehingga kita tergelincir dari jalan yang benar, dan terjerumus ke dalam kemaksiatan.
Renungkanlah baik-baik firman Allah berikut ini:
“Dan ingatlah hari ketika orang-orang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata: Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besar bagiku! Kiranya dulu aku tidak mengambil si fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran sesudah Al-Quran itu datang kepadaku. Dan adalah syetan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29)
Lihatlah, bagaimana Allah menggambarkan seseorang yang telah menjadikan orang-orang fasik dan pelaku maksiat sebagai teman-temanya ketika di dunia sehingga di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna lagi baginya, karena di akhirat adalah hari hisab bukan hari untuk beramal, sedang di dunia adalah hari beramal sebelum nantinya kita akan dihisab.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah kedua:
Jamaah Jum’at rahimani wa rahimakumullah...
Pada khutbah yang kedua ini saya ingatkan pula kepada para orang tua hendaklah mereka memperhatikan lingkungan dan pergaulan anak-anaknya sebab setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin nantinya akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang kita pimpin tersebut, sedangkan orang tua itu merupakan pemimpin terhadap istri dan anak-anaknya.
Ingatlah bagaimana wasiat agung Lukman Al-Hakim di dalam surat Luqman ayat 13-19 ketika mewasiatkan kepada anaknya, di antaranya agar mengikuti dan menempuh jalan orang-orang yang kembali kepada Allah. Merekalah para Nabi, syuhada dan shalihin, merekalah uswah dan qudwah dalam segenap aspek kehidupan kita.
Jamaah Jum’at yang berbahagia...
Jadikanlah orang-orang shalih yang bermanhaj dan beraqidah yang lurus sebagai teman akrab kita, merekalah sebaik-baik teman dan sebaik-baik sahabat, adapun selain itu adalah persahabatan yang semu. Maha benar Allah yang menyebutkan dalam kitab-Nya:
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Az-Zukhruf: 67).
Jamaah Jum’at yang berbahagia...
Saya akan menutup khutbah ini dengan apa yang dinasehatkan oleh seorang yang bijak tentang hakekat seorang teman:
Saudaraku, Teman sejatimu adalah yang selalu mendorongmu untuk berbuat kebajikan dan mencegahmu dari berbuat kejelekan walaupun engkau jauh dan engkau tidak bergaul dengannya, dan musuh sejatimu adalah yang mendorongmu berbuat kejelekan dan tidak mencegahmu dari berbuat dosa walaupun ia dekat denganmu dan engkau selalu bergaul dengannya.
Semoga Allah selalu memberikan taufik kepada kita dan menyelamatkan kita dari kejelekan lingkungan dan pergaulan serta menganugerahkan kepada kita lingkungan dan pergaulan yang mendorong kita untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Amin ya Rabbal ‘alamin...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ,اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ,وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ ,وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا ,رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ,أَقِمِ الصَّلاَةَ...
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Cahaya diatas Cahaya - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger